Pages

Sebuah cerita



Kenalkan nama saya rabiatul adawiyah // Wahh namanya bagus, nama sufi//.


Setiap saya menyebutkan nama, sebagian besar orang yang mendengarnya akan berkata demikian, nama saya lebih terkenal dibanding saya sendiri. Heheheh


Awalnya saya tidak terlalu menggubris, hanya senyum-senyum saja, saya hanya tau nama saya diberikan oleh seorang ustad bernama Ust Husain, dan rabiatul adawiyah adalah nama seorang sufi seperti yang banyak dikatakan orang-orang.



Suatu cerita mengenai nama saya, yang membuat saya bertanya-tanya siapa sebenarnya rabiatul adawiyah.


Saat liburan puasa, biasanya saya sekeluarga akan berlibur ke rumah nenek disulawesi selatan, kami naik kapal laut selama satu malam berangkat dari pelabuhan samarinda dan sampai dipelabuhan pare-pare.

 ketika sampai dipare-pare kami masih harus melanjutkan perjalanan selama 3 jam menuju soppeng (rumah nenek) kampung halaman orang tua saya. Berbicara mengenai soppeng, soppeng adalah kota kelelawar atau vanning dalam bahasa bugisnya. Kenapa dikatakan kota kelelawar karena disoppeng banyak banget kelelawar, ketika orang-orang beranggapan kelelawar cuma ada digua atau hutan-hutan, disini kelelawar ada dipusat kota berbaur dengan aktivitas masyarakat disoppeng, kita bebas ngeliatnya bergantungan santai dipohon asam.  Menurut mitos yang beredar  bila ada seseorang yang terkena kotoran kelelawar ini (di eein sama venning ini akan berjodoh dengan orang soppeng).


Kembali ke cerita nama rabiatul adawiyah.

Salah satu kegiatan bila kami sudah disoppeng adalah pergi kerumah Pulajje, awalan Pu- biasanya saya gunakan untuk memanggil tante atau om sebagai bentuk penghormatan dan memanggil seseorang yang dihormati atau berdarah biru, sebenarnya bukan Pu- tapi Fung- karena semenjak kecil  menurut saya terlalu panjang bila  fung- digabungkan dengan nama, serta sangat ribet penyebutanya apalagi ketika saya buru-buru ingin memanggil tante atau om jadi berubahlah menjadi pu-.

Punini saudara mama, sangat percaya dengan hal-hal gaib, dan pulajje adalah sosok yang sempurna untuk itu, biasanya bila malam tiba, dia akan mengajak kami kerumah pulajje untuk disenter (diterawang secara alam gaib) apalagi bila kami memilki keluhan kesehatan atau ingin mengetahui keadaan rumah yang ditinggal kosong dikaltim, atau apapun itu, karena senteran pulajje menembus batas wilayah, provinsi, ruang, dan waktu.

Pulajje biasanya dalam mensenter harus dibantu oleh seseorang untuk melihat adakah jin atau berapa jumlah jin, walaupun dia sendiri bisa liatnya mungkin untuk memastikan, kemudian beliau yang mengobati atau membereskan bila ada sesuatu yang tak baik. Biasanya yang membantu adalah sepupu saya, ka serli, kak serli ini "tembus"(bisa melihat hal2 gaib).
 Pulajje ketika mulai akan membaca doa-doa (bahasa arab) kemudian menaruh tasbihnya di telunjuk lalu memutar-mutarnya diudara, kemudian bertanya pada ka elli berapa jumlah jin yang berada dalam tubuh orang yang disenter. ka elli akan menyebut 100,99, 70 dll. dalam hati saya bertanya-tanya bisanya ka elli tau jumlah pasti jin2 itu dihitungkah, diperkirakankah, karena dalam waktu hanya sekian detik, dia bisa ngitung sebnayak itu, tapi dalam hati saya juga kagum, karena menurut tante-tante orang yang "tembus" itu bagus ibadahnya, selalu zikir. 
Tibalah saya yang disenter, tiba-tiba pulajje bilang buka kalung yang dilehernya, Hah???? perasaan saya ndak pake kalung, lalu pulajje bilang ndak kelihatan, kayanya mamanya ini pakekan jimat-jimat, atau baca-baca, dibuka ya,ndak boleh. Saya cuma diam nggak ngerti.

Terus pulajje bilang anaknya ini diikuti bidadari, beuhhh hidung saya kempang kempis, senyum saya tertahan, bangga. Trus pu lajje bilang iya bidadari, namanya yang diikuti bidadari.
Dari situlah saya bertanya siapa rabiatul adawiyah, apa yang dilakukannya sehingga namanyapun yang saya pakai sampai membuat saya diikuti bidadari. dari situlah saya mulai mencari, membeli bukunya sampai akhirnya tau siapa sebenarnya rabiatul adawiyah.
ini salah satu buku yang saya baca

Nama sebenarnya adalah Rabiah al Adawiyah, Rabiah "anak yang ke empat" dalam bahasa arab, dan dilahirkan dari keluarga ismail Al-Adawi, ayahnya bernama ismail. Dan mengenai nama saya yang bermetamorfosis menjadi rabiatul adawiyah, saya tidak tau sama sekali.

Rabiah aladawiyah adalah sosok seorang wanita yang mencapai derajat mulia dalam sejarah perjalanan para sufi. namanya tertulis dalam lembaran sejarah dengan tinta emas. sifat takwa dan zuhud yang ia miliki yang mengangkat kedudukannya menjadi wanita mulia.
Salah satu doa beliau: “Ya Allah, jika aku menyembah-Mu karena takut kepada neraka, bakarlah aku di dalam neraka; dan jika aku menyembah-Mu karena mengharap surga, campakkanlah aku dari dalam surga; tetapi jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata, janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan WajahMu yang abadi kepadaku”

Dan nama adalah Doa,,, Mari semangat beribadah,, melakukan yang terbaik dalam hidup, sesuai tuntunan ilahi.


Rabiatul .A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Instagram